Lock up saham berkaitan dengan periode tertentu setelah penawaran umum perdana (IPO). Di mana nantinya para pemegang saham utama perusahaan seperti pendiri, karyawan, serta investor awal dilarang untuk memperdagangkan saham di pasar terbuka.
Tujuan lock-up ini untuk memberikan kestabilan harga saham pasca-IPO. Selain itu, juga untuk bisa langsung melindungi pasar dari volatilitas yang berlebihan.
Lock Up Saham dalam Bisnis

Lock-up ini akan memberikan waktu bagi perusahaan untuk bisa membuktikan kinerjanya di pasar publik. Selain itu, juga menunjukkan bahwa saham tersebut bernilai berdasarkan kinerja yang solid, bukan hanya spekulasi.
Setelah periode lock up saham berakhir, tentu pemegang saham akan bebas untuk menjual sahamnya. Berikut ini tujuan utama dari penerapan lock-up saham dalam bisnis dan pasar modal.
1. Mencegah Penjualan Saham Secara Masif
Tujuan utama yaitu untuk mencegah adanya penjualan saham secara besar-besaran oleh pemegang saham utama dalam periode setelah IPO. Tanpa adanya lock-up, tentu para pendiri atau investor awal mungkin saja akan semakin tergoda untuk segera menjual saham yang baru saja terdaftar.
Di mana dengan harapan akan mendapatkan keuntungan yang cepat. Penjualan saham dalam jumlah besar tersebut juga dapat menyebabkan harga saham semakin turun. Hal ini berisiko merugikan investor lain dan perusahaan itu sendiri.
2. Menjaga Kestabilan Harga Saham Pasca-IPO
Tujuan lock up saham ini juga untuk menjaga kestabilan harga saham setelah IPO. Tanpa adanya periode lock-up, jumlah saham yang beredar di pasar bisa meningkat secara signifikan.
Selain itu, dapat langsung menambah volatilitas dan menurunkan harga saham. Melalui adanya periode lock-up, saham yang beredar juga akan lebih terkendali.
Hal tersebut akan membantu mempertahankan harga saham. Ini juga dilakukan agar tetap stabil dalam beberapa bulan pertama setelah IPO. Selain itu, juga akan memberikan kesempatan bagi perusahaan untuk bisa menunjukkan kinerja yang solid.
3. Meningkatkan Kepercayaan Investor
Melalui adanya kebijakan lock up saham, tentu investor yang membeli saham pada saat IPO akan merasa lebih percaya diri. Namun, tetap harus tahu bahwa pendiri dan investor awal perusahaan mempunyai informasi lebih tentang kondisi perusahaan. Jadi, tidak boleh sembarangan menjual saham setelah IPO tersebut terjadi.
Kebijakan lock-up ini nantinya akan menunjukkan pihak-pihak penting dalam suatu perusahaan. Namun, harus percaya terhadap prospek jangka panjang perusahaan dan bersedia menunggu untuk bisa menikmati hasil keuntungan.
Hal tersebut tentu agar meningkatkan kepercayaan investor terhadap perusahaan serta memberikan sinyal positif para pemegang saham utama. Terutama, yang mempunyai komitmen terhadap kesuksesan perusahaan tersebut.
4. Memberikan Waktu Perusahaan Menyesuaikan Diri
Periode penguncian ini akan memberikan waktu bagi perusahaan untuk menyesuaikan diri dengan pasar publik. Selain itu, juga menunjukkan periode tersebut dapat beroperasi secara efektif sebagai perusahaan terbuka.
Selama periode lock up saham, tentu perusahaan akan berfokus pada penerapan strategi bisnis. Selain itu, mencapai target keuangan, dan mengkomunikasikan nilai tambah kepada investor. Hal tersebut juga akan memberi waktu untuk menilai respons pasar terhadap kinerja perusahaan.
Bahkan, nantinya dapat memberikan kesempatan untuk bisa meningkatkan citra perusahaan di mata publik. Hingga pada gilirannya bisa langsung mendukung harga saham setelah periode lock-up berakhir.
5. Mengurangi Risiko Manipulasi Harga
Tanpa adanya periode lock up saham, tentu akan menimbulkan risiko bahwa saham perusahaan dapat mengalami manipulasi harga setelah IPO. Contohnya saja, beberapa investor yang mempunyai saham dalam jumlah besar mungkin saja dapat mempengaruhi harga saham dengan menjualnya secara massal.
Hal tersebut untuk menciptakan penurunan harga yang tidak mencerminkan kinerja perusahaan secara nyata. Tujuan Lock-up ini juga untuk bisa mengurangi manipulasi harga saham yang dapat merugikan pemegang saham kecil. Selain itu, yang merusak integrasi pasar modal.
6. Membatasi Dampak Negatif dari Karyawan
Seringkali, karyawan, pendiri, serta investor awal memegang saham yang sangat besar dalam perusahaan pasca IPO. Tanpa adanya periode lock-up, tentu saham tersebut akan terjual secara cepat. Hal tersebut menyebabkan penurunan harga yang signifikan.
Periode tersebut juga akan membatasi kemampuannya untuk melakukan penjualan dalam jangka pendek. Jadi, akan mengurangi dampak negatif bagi perusahaan dan pemegang saham lainnya yang baru membeli saham dalam IPO.
7. Ruang Perusahaan untuk Membangun Reputasi
Lock up saham tersebut juga akan memberikan ruang bagi perusahaan untuk bisa membangun reputasi dengan baik. Selain itu, untuk menunjukkan kinerja positif kepada para investor yang baru.
Selama periode, perusahaan nantinya bisa langsung memanfaatkan waktu untuk menunjukkan prospek pertumbuhan. Selain itu, merilis laporan keuangan yang solid, dan membuktikan bahwa nilai saham didorong oleh kinerja lebih baik. Jadi, tidak hanya melihat spekulasi pasar.
Hal tersebut juga akan memberikan kesempatan bagi perusahaan untuk mendapatkan penghargaan lebih besar. Terutama, untuk investor yang menyadari nilai fundamental perusahaan dan lock up saham.
