Ketahui Sejarah Pemberian Gelar Haji dan Apa Saja Maknanya


Ketahui Sejarah Pemberian Gelar Haji dan Apa Saja Maknanya

Sejarah pemberian gelar haji belum banyak yang membahasanya di Indonesia, dan ini menjadi fenomena unik di dunia. Sebab, pada beberapa negara lainnya pemberian gelar ini tidak ada dan eksis.

Nama haji serta hajah hanya ada di Indonesia dan kabarnya menurut situs resmi Kementerian Agama Indonesia. Menerangkan bahwa sudah lama orang-orang Indonesia akan menyematkan tambahan gelar H sesudah ke makkah.

Penasaran dengan kenapa bisa terjadi demikian dan apa sebenarnya makna di balik itu semua? Mari bahas bersama mengenai hal tersebut agar memberikan tambahan khasanah ilmu kepada Anda semua.

Makna dari Sejarah Pemberian Gelar Haji di Indonesia

Sejarah pemberian gelar haji dan apa maknanya penting untuk Anda ketahui agar tidak ada perdebatan di jaman sekarang dengan nama Haji dan Hajjah

Memang kebanyakan pemberian gelar ini tidak berlaku di banyak negara, tapi tetap ada negara yang mengusung konsep sama. Semua berlatar belakang karena alasan yang sama juga pastinya.

Jauh sebelum adanya kemudahan dalam berbagai hal seperti sekarang, untuk bisa berangkat ke makkah serta madinah dalam melakukan ibadah wajib bagi umat islam jika mampu. Tentu tidak semudah seperti sekarang.

Setiap orang yang ingin pergi menunaikan salah satu kewajiban umat islam harus melalui banyak tantangan. Bukan hanya sekedar untuk bisa pergi ke sana, tapi juga tantangan yang lainnya.

Dahulu belum banyak biro penyedia jasa perjalanan yang mengantarkan sampai ke ujian dan mengurusi bagaimana saat berada di sana. Dahulu semua hampir dilakukan secara mandiri serta tentu saja rumit.

Seperti halnya untuk perjalanan saja harus memakai kapal laut, dan itu tentu akan memakan banyak waktu. Belum lagi jika ada badai gelombang besar tentu akan membuat kapal laut mengombang ambil.

Tentu saja hal tersebut akan menjadi tekanan mental karena belum tentu bisa selamat sampai tujuan. Atas dasar sulitnya untuk menjalankan ibadah wajib tersebut dahulu, masyarakat Indonesia memberikan gelar haji.

Mudahnya itu adalah bentuk penghargaan atas bagaimana keyakinan seseorang untuk menjalankan ibadah tersebut. Sejarah pemberian gelar haji juga berlaku di beberapa negara tidak hanya Indonesia.

Tidak Perlu Mempermasalahkan Lagi Gelar Haji

Jadi, Anda tidak perlu mempermasalahkan lagi kenapa banyak orang mendapatkan gelar tersebut sekarang. Memang tidak sesulit dulu kala yang harus naik kapal laut & melalui berbagai rintangan.

Tapi, di jaman sekarang juga tidak semua orang terpanggil ke makkah dan madinah meski sudah dilingkupi oleh banyak uang. Semua karena panggilan hati dan tidak semua orang akan mau melakukannya.

Sehingga sah-sah saja semua orang yang bisa ke tanah suci mendapatkan gelar tersebut. Sebab, tidak semua orang juga yang mungkin melakukannya bisa melakukannya seperti orang lain.

Anggap saja itu sebagai bentuk motivasi agar orang lain tergerak menuju ke makkah dan madinah jika sejarah pemberian gelar haji sudah tidak pas lagi di gunakan pada jaman sekarang.

Lebih Lanjut Mengenai Sejarah Pemberian Gelar Haji

Lebih lanjut mengenainya, sesuai dengan lansiran dari situs resmi Kemenag. Menerangkan bahwa ada tiga perspektif atau sudut pandang yang bisa setiap orang lihat. Apa saja itu? Apakah Anda tertarik mengetahuinya?

Jika tertarik tiga perspektif itu adalah keagamaan, kulturan budaya, & mengejutkan kolonial belanda. Supaya lebih mudah bagi Anda untuk memahami Kami akan sajikan penjelasannya di bawah ini.

1. Perspektif agama

Perjalanan untuk menyempurnakan rukun islam tentu tidak semua orang bisa melakukannya. Meskipun bisa dari segi biaya tapi tidak akan bisa juga dari segi niat dan hal lainnya.

Dalam konteks kali ini perjalanan jauh yang panjang dan melelahkan akan membuat banyak orang gentar melakukannya. Sehingga sejarah pemberian gelar haji pada sudut pandang agama tidak lain layak karena itu adalah apresiasi.

Bentuk penghargaan agar seseorang merasa bersyukur bisa melakukannya dan mengajak orang lain untuk bisa melakukannya juga. Dengan demikian intinya adalah sebuah penghargaan dan ajakan untuk umat islam.

2. Perspektif kultural dan budaya

Sementara dari sudut pandang kultural dan budaya, muncul narasi dan cerita-cerita heroik serta mengharukan selama perjalanan menuju ke sana. Dan juga perjalanan saat sedang berada di makkah madinah.

Tentunya ini akan membuat nilai dari ibadah penting bagi umat islam semakin menarik perhatian. Banyak orang akan tertarik dan bahkan sekarang banyak tokoh-tokoh yang sudah menyandang gelar tersebut.

Di Indonesia sendiri ketika Anda sudah mendapatkan gelar tersebut. Setidaknya akan disegani karena sesuai sejarah pemberian gelar haji di Indonesia, menunjang status sosial dan dianggap tinggi.

3. Perspektif dari kolonial

Terakhir, ini adalah ketakutan dari pada Belanda pada jaman tersebut. Pada jaman tersebut seseorang yang ingin berangkat ke makkah madinah akan dicatat dengan seksama. Tujuannya agar bisa mengontrol berapa jumlahnya.

Sebab, muncul ketakutan dari pada Belanda atas terbukanya pikiran dari pada umat Islam di Indonesia. Apalagi orang-orang di Indonesia yang bisa berangkat ke tanah suci di jaman itu sudah pasti orang berpengaruh.

Nah, dari semua itu dapat ditarik kesimpulan bahwa semua dari bentuk apresiasi masyarakat atas keberanian untuk pergi ke tanah suci yang pasti akan memakan banyak biaya, waktu, dan tenaga.

Sehingga tidak heran dan mengejutkan jikalau di Indonesia akan menggunakan konsep demikian. Sejarah pemberian gelar haji di Indonesia tentu saja menarik dan tidak perlu diperdebatkan lagi.