Sejarah Negara Singapura cukup menarik untuk dipelajari. Pulau kecil di ujung semenanjung Malaysia ini kini jadi destinasi wisata dari berbagai penjuru dunia. Bahkan dikenal sebagai Negara maju karena mengandalkan sektor pariwisata dan perdagangan.
Masih satu rumpun dengan dengan Indonesia yaitu rumpun melayu, siapa yang menyangka bahwa dulunya Negara ini adalah bagian dari Malaysia. Berikut poin penting dari sejarah perjalanan Negara Singapura sampai Kemerdekaannya.
Asal Muasal Nama Singapura
Sejarah Negara Singapura pada awalnya disebut dengan Temasek atau Kota Laut oleh pemukiman yang mulai menempati pada 1298-1299 masehi. Selanjutnya pada Abad ke-14 Kota Laut ini mendapat julukan baru “Kota Singa” atau Singapura. Referensi nama Temasek ditemukan dalam kitab Negarakertagama yang ditulis pada tahun 1365.
Sumber lainnya berasal dari Vietnam pada periode sama yang menyebut bahwa nama tersebut berasal dari bahasa Melayu tasek, berarti “laut” atau “danau”. Julukan lain diberikan oleh Sang Nila Utama yang merupakan pangeran dari Palembang (Ibu Kota Sriwijaya). Pada saat berburu beliau melihat seekor hewan yang menurutnya merupakan pertanda baik. Maka dinamailah Singa (Simha dalam bahasa Sanskerta) dan Pura (Kota).
Sejarah Negara Singapura berlanjut menjadi pusat pemerintahan Kerajaan Melayu. Hal ini diperkuat oleh tulisan Abdullah bin Abdul kadir Munsyi, bahwa saat kota dibersihkan terdapat “bukit larangan” dengan banyak pohon buah yang mengindikasikan sebagai pusat administrasi. Selain itu, ditemukan juga batu bersurat dengan ukiran tulisan yang telah kabur. Prasasti tersebut menunjukkan Pulau kecil ini telah menjadi pusat administrasi sebelum tibanya pihak Inggris.
Namun prasasti tersebut sudah dimusnahkan oleh Insinyur Inggris. Kebenaran adanya prasasti inipun dibuktikan dengan sebuah nota. Bahwa telah dikirimkan sebuah prasasti ke London tetapi tulisannya tidak dapat ditafsirkan. Sekiranya prasasti tersebut masih ada, meski gagal ditafsirkan tapi bisa dikenali dari jenis dan gaya tulisannya.
Efek Raffles Terhadap Perjalanan Sejarah Negara Singapura
Singapura modern berdiri pada abad 19 berkat Sir Thomas Stamford Raffles. Raffles, datang pada 29 Januari 1819 yang saat itu menjabat sebagai Letnan Gubernur Bencoolen (sekarang Bengkulu). Raffles kemudian melakukan perundingan dengan penguasa setempat untuk menjadikan pulau kecil di Semenanjung Malaysia tersebut sebagai pos perdagangan. Hal ini dilakukan karena melihat potensi dari lokasi strategisnya sebagai pelabuhan singgah.
Kemudian di tahun 1822 juga Raffles mencanangkan Raffles Town Plan atau Jackson Plan guna mengatur koloni yang makin banyak. Isi Jackson Plan diantaranya memisahkan pemukiman etnis menjadi empat wilayah.
European Town untuk pemukim pedagang Eropa, Eurasia, dan Asia. Etnis Tionghoa di Chinatown dan bagian tenggara Singapore River. Etnis India di Chulia Kampong sebelah utara Chinatown, kemudian Kampong Gelam untuk warga Muslim, etnik Melayu, dan Arab.
Perkembangan pulau kecil ini terus berjalan sebagai pos perdagangan besar. Ditandai dengan berdirinya banyak bank utama, asosiasi komersial, serta Chambers of Commerce. Perdagangan kian besar hingga dibuka perlintasan di bagian utara, menghubungkan Johor Bahru pada 1924. Sejarah Negara Singapura mengalami sedikit goncangan sejak 15 Februari 1942 dimana Inggris menandatangani dokumen penyerahan ke Jepang. Hal ini menandai menyerahnya pasukan sekutu pada saat perang dunia II.
Kemakmuran Negara kecil ini sempat mengalami pukulan besar selama Perang Dunia II sejak diserang Jepang 8 Desember 1941. Padahal sebelumnya Negara ini dikenal sebagai “benteng yang tak tertembus”, sebelum diganti menjadi Syonan-to. Jepang kembali kalah dan menyerah pada Pemerintahan Militer Inggris tahun 1945. Inggris kembali berkuasa sampai Negara-negara Selat (Penang, Melaka, Singapura) bubar. Kemudian Singapura sendiri menjadi negara Koloni Kerajaan Inggris pada tahun 1946.
Sejarah Negara Singapura Mencapai Kemerdekaannya
David Marshall, sebagai Ketua Menteri pertama pada April 1965 mengusulkan kemerdekaan pada pemerintahan London. Namun usulan ini tidak membuahkan hasil karena pengaruh komunis di Negara kecil tersebut. Marshall kemudian meletakkan jabatan karena kegagalan perundingan tersebut. Marshall kemudian digantikan oleh Lim Yew Hock. Lim Yew Hock berhasil menekan Inggris agar memberikan pemerintahan sendiri kepada Singapura.
Tanggal 16 September 1963, Inggris menyerahkan Singapura, Sabah, dan Sarawak. Ketiganya bergabung dalam Persekutuan Tanah Melayu yang kemudian membentuk Federasi Malaysia. Namun penggabungan ini ternyata tidak berjalan mulus. Sejarah Negara Singapura ini sendiri memiliki partai politik utama yaitu People’s Action Party yang sangat dominan. Partai utama tersebut sempat memenangkan pemilu.
Namun kemudian justru pada 7 Agustus 1965, Tunku Abdul Rahman Putra mengeluarkannya dari Malaysia.Tahun 1965 sekaligus menandai kedaulatan serta kemerdekaan Negara ini. Setelah keluar dari Malaysia, Singapura justru semakin menguasai perdagangan dunia. Di bawah pemerintahan Lee Kuan Yew banyak fasilitas dan infrastruktur dibangun. Pada tahun 1990, Lee Kuan Yew mundur digantikan oleh Goh Chok Tong.
Memerintah sampai tahun 2004, Goh Chok Tong kemudian meletakkan jabatan Perdana Menteri dan memberi jalur kepada Lee Hsien Loong (putra dari Lee Kuan Yew) untuk memerintah. Sampai saat ini sisa-sisa sejarah masih bisa ditemukan dengan mudah. Anda bisa melihat sendiri irisan dari multi-budaya, penjajahan, dan peperangan masa lalu di berbagai monumen, museum, dan tugu peringatan sejarah Negara Singapura